Selasa, 16 April 2013

Torres Minta Wasit Chris Foy Pakai Kacamata

Torres Minta Wasit Chris Foy Pakai Kacamata

 Fernando Torres cukup kesal dengan performa wasit Chris Foy saat memimpin duel Chelseakontra Manchester City di semifinal Piala FA 2012/13.

Dalam laga yang dimenangi City 2-1 di Wembley itu, Minggu (14/4), Torres punya satu klaim penalti yang ditolak mentah-mentah oleh Foy. Insiden tersebut terjadi pada menit 87, yaitu ketika Torres berebut bola dengan Vincent Kompany di depan gawang.

Kompany menarik kostum Torres demi menghambat lajunya, tapi Foy tidak melihat adanya pelanggaran. Torres pun sangat kecewa dan menghampiri Foy sambil memberi isyarat agar sang wasit memakai kacamata.

Jumat, 12 April 2013

Catatan Prestasi Manchester United

3 kali juara Piala Eropa / Liga Champions (1967/68, 1998/99, 2007/08)

1 kali juara Piala Winners (1990/91)

1 kali juara Piala Super Eropa (1990/91)

2 kali juara Piala Interkontinental/Piala Dunia Antar Klub (1999, 2008)

19 kali juara Liga Primer (plus Divisi Satu lama, 1907/08, 1910/11, 1951/52, 1955/56, 1956/57, 1964/65, 1966/67, 1992/93, 1993/94, 1995/96, 1996/97, 1998/99, 1999/2000, 2000/01, 2002/03, 2006/07, 2007/08, 2008/09, 2010/11)

11 kali juara Piala FA (1908/09, 1947/48, 1962/63, 1976/77, 1982/83, 1984/85, 1989/90, 1993/94, 1995/96, 1998/99, 2003/04)

4 kali juara Piala Liga (1991/92, 2005/06, 2008/09, 2009/10)

19 kali juara Community Shield (1908, 1911, 1952, 1956, 1957, 1965, 1967, 1977, 1983, 1990, 1993, 1994, 1996, 1997, 2003, 2007, 2008, 2010, 2011)

2 kali juara Divisi Dua lama (1935/36, 1974/75)

Sejarah Manchester United

Pada 1878, para pekerja depot Lancashire and Yorkshire Railway mendirikan klub sepakbola bernama Newton Heath L&YR FC. Klub tersebut nyaris mengalami kebangkrutan pada 1902 sebelum diselamatkan oleh investasi JH Davies, direktur pengelola Manchester Breweries. Dalam rapat direksi setelah pembelian, para pengurus klub merasa perlu mengubah nama klub untuk menandai awal yang baru. Pada 26 April 1902, dipilihlah nama Manchester United berkat usulan seorang pria berdarah Italia, Louis Rocca, di antara pilihan nama lain seperti Manchester Central dan Manchester Celtic.

Sukses pertama di liga dimulai pada 1907/08. Musim sebelumnya, MU memboyong Billy Meredith dan Sandy Turnbull dari rival sekota, Manchester City, akibat melanggar peraturan FA. United sukses unggul sembilan poin di atas tim peringkat kedua, Aston Villa. Setahun setelah sukses meraih mahkota liga, United menggaet trofi Piala FA untuk kali pertama. Dua bekas pemain City itu benar-benar menjadi inspirasi United untuk mendominasi persepakbolaan Inggris.

Di kancah Eropa, sukses United sohor dikenal dengan generasi Busby Babes. Setelah kehilangan banyak pemain berbakat akibat kecelakaan pesawat di Muenchen pada 6 Februari 1958, United bangkit sepuluh tahun kemudian. Upaya Busby membangun ulang United tidak sia-sia. Beberapa pemain muda yang ditemukannya, termasuk George Best, menginspirasikan kemenangan United 4-1 atas Benfica, yang masih diperkuat Eusebio.

Pada era modern, legenda United dilanjutkan pria Skotlandia bernama Sir Alex Ferguson. Sejak kompetisi Inggris memasuki era Liga Primer, Man Utd memborong 11 kali mahkota juara dari 17 kesempatan. Di Eropa, bersama Ferguson United sukses menambah koleksi gelar juara Liga Champions pada 1999 dan 2008.

Ranking FIFA: Indonesia Catat Posisi Terburuk Lagi

Ranking FIFA: Indonesia Catat Posisi Terburuk Lagi

Indonesia kembali harus rela turun peringkat di daftar ranking terbaru FIFA. Dalam rilis terbaru per 11 April 2013 ini, Indonesia menempati peringkat ke-170 dengan 117 poin, atau yang terburuk sepanjang sejarah sepakbola Indonesia.

Hasil ini seakan mengulang catatan Indonesia pada Oktober 2012. Kala itu Indonesia juga berada di peringkat ke-170 dari 209 negara anggota FIFA.

Peringkat Indonesia ini bahkan kalah dari negara-negara ASEAN yang selama ini menjadi pesaing utama Indonesia, seperti Vietnam (peringkat ke-132), Thailand (140), Filipina (143), Myanmar (165), Malaysia (163) hingga Laos yang menempati dua peringkat lebih baik daripada Indonesia.

Untuk kawasan ASEAN, Indonesia hanya berhasil unggul dari Brunei Darussalam (186), Timor Leste (186) dan Kamboja (189).

Roy Suryo Kunjungi Rumah Eriyanto Yang Terkena Longsor

Menpora Roy Suryo mengunjungi rumah Eriyanto, kapten terbaik Milan Junior Camp Day Tournament 2010. Rumah Eriyanto terkena longsor akibat hujan deras di Kampung Gulingjawa Citajur, Desa Nagrak Utara, Kecamatan Nagrak, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (12/4).

Pada Rabu (03/4) sekitar pukul 18.00 sore, hujan deras menghempaskan atap rumah yang hanya berbilik bambu dan beralas tanah itu. Penyangga depan rumahnya pun ambruk.

"Kami memberikan sedikit bantuan, jangan dilihat dari bantuannya. Semua terkumpul sebagai suatu sumbangsih. Kami juga berterimakasih kepada media sehingga kami tahu informasi ini," kata Roy usai menyerahkan bantuan kepada Eriyanto seperti dilansir Antara.

Menpora memberikan bantuan secara simbolik berupa uang tunai dan bantuan material disaksikan puluhan warga yang memadati area sekitar rumah Eriyanto. Saat menerima bantuan, Eriyanto pun tak kuasa menahan air mata. Begitu juga dengan kedua orang tuanya, Uli (43) dan Eha Sulaeha (39).

"Mohon kepada Eri jangan patah semangat untuk terus membanggakan Indonesia. Perjalanan masih panjang, saya harap Eri bisa masuk klub yang bisa meningkatkan prestasi," kata Roy.

"Jangan sampai kalau Eri dulu merumput di Italia sekarang merumput beneran," tambah Roy yang juga mengatakan pihaknya sudah meminta pemerintah setempat untuk melakukan relokasi rumah Eriyanto.

Eriyanto merupakan bibit muda pemain sepak bola yang potensial. Setelah bersinar di Milan Junior Camp Day Tournament 2010, prestasinya tidak berhenti sampai di situ. Ia bergabung dengan timnas U-17 dan mengikuti HKFA International Youth Football Invitation Tournament 2012 di Hong Kong.

Eriyanto itu juga memperkuat timnas U-19 di ajang kejuaraan sepak bola di Hong Kong pada Februari 2013 dan menjadi juara umum. Ia juga akan mengikuti seleksi masuk Pelatnas 1 Mei di Jakarta untuk turnamen AFF U-19 tahun 2013.

"Saya sangat senang dan terharu dengan bantuan yang datang semoga ke depannya lebih baik. Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak terutama media dan pemuda karena dengan pemberitaan yang ada Pak Menteri bisa datang ke sini," tutur Eriyanto seraya berlinangan air mata.

Eriyanto yang saat ini duduk di bangku kelas 3 SMA Nagrak itu berharap setelah menyelesaikan ujian akhirnya pekan depan ia bisa segera masuk tim profesional dan bertahan di timnas U-19.

"Saya berharap ke depannya bisa bertahan di sepak bola terus meningkat, bisa memiliki klub profesional," ujar Eriyanto yang mengaku sudah ditawari beberapa klub seperti Pro Duta Medan, Persib Bandung, dan Sriwijaya.

Untuk mencapai rumah yang hanya seluas 4x6 meter itu harus melalui jalan terjal berbatu dan tanah becek. Hingga saat ini, Eriyanto masih menyempatkan diri mencari rumput untuk kambing-kambing peliharaannya. 


MU Buru Pemain Belia Anderlecht

Raksasa InggrisManchester United dikabarkan tengah mendekati pemain belia AnderlechtDavid Henen.

Kali ini perburuan United untuk pemain berusia 16 tahun tersebut cukup serius. Pemandu bakat Setan Merah hadir untuk menyaksikan pertandingan Anderlecht U-19 saat mengalahkan Lokeren 5-1. Dalam pertandingan tersebut, Henen mencetak dua gol kemenangan timnya.

Dikabarkan Henen dibanderol sekitar 3,5 juta poundsterling oleh Anderlecht. Dan saat ini kontrak pemain Belgia tersebut berakhir sampai 2015 mendatang.

United bukan kali pertama ini membujuk Henen untuk segera bergabung ke Old Trafford. Pada tahun lalu Setan Merah pernah melakukan hal serupa namun sang pemain menolak bergabung dengan skuad Alex Ferguson tersebut.

Persisam Isyaratkan Rotasi Pemain Lawan Barito


Persisam Isyaratkan Rotasi Pemain Lawan Barito
Pelatih Persisam, Sartono Anwar

Menghadapi Barito Putra pada lanjutan Indonesia Super League (ISL) di Stadion Segiri Samarinda, Sabtu (13/4), pelatih Persisam Samarinda, Sartono Anwar mengaku akan melakukan rotasi pemain.

"Ada beberapa posisi yang kita rotasi, karena beberapa pemain yang jarang diturunkan punya progres peningkatan yang cukup positif," terang Sartono Anwar kepada Antara.

Salah satu pos yang bakal dirotasi adalah posisi pemain tengah. Salah satunya dengan memainkan Fajar Legian untuk menggantikan salah satu dari Dian Irawan atau Ibrahim Lovinian.

"Pada awal kompetisi Fajar sempat mengalami cidera, sehingga absen dalam beberapa bulan, namun ikut latihan progres peningkatannya cukup bagus dan bisa kita mainkan," urai Sartono.

"Kami akan pantau perkembangan terakhir dari semua pemain, mudah-mudahan calon pemain yang disiapkan semua dalam kondisi prima," tambahnya.

Selain itu, kabar gembira juga mengiringi persiapan Persisam. Andalan di lini depan, Lancine Kone diprediksi akan tampil setelah pulih dari cedera.

10 Fakta Unik Semifinal Liga Champions 2012/13

Drawing Liga Champions sudah dilakukan. Empat tim yang akan bertanding juga sudah mengetahui lawan-lawan mereka.

Dua tim asal Jerman dan dua tim dari Spanyol akan beradu kekuatan dalam semifinal kali ini. Empat tim tersebut adalah yang terkuat di liga masing-masing, karenanya, pertandingan semifinal kali ini akan berjalan menarik.

Bayern Munich akan menghadapi barcelona FC, sedangkan Borusiia Dortmund akan melayani tantangan Real Madrid. Ada potensi El Clasico atau Der Klassiker di Wembley pada 25 Mei nanti.

Sebelum menyaksikan pertandingan dua pekan lagi, berikut adalah 10 fakta unik tentang semifinal Liga Champions

1. Rekor Bagus Barcelona Atas Tim Jerman
Barcelona tidak pernah kalah dari tim asal Jerman dalam babak knockout. Mereka sudah tujuh kali menyingkirkan tim-tim Jerman.

Pertemuan terakhir mereka dengan tim Jerman terjadi pada Maret 2012. Saat itu mereka menghajar Bayer Leverkusen dengan skor 7-1.

2. Tanah Jerman Adalah Momok Bagi Madrid
Jika bermain di kandang, Real Madrid sangat buas dan mampu menerkam lawan-lawan asal Jerman mereka di Santiago Bernabeu. Namun jika pergi ke Jerman, kedigdayaan Madrid seakan runtuh.

Mereka hanya menang sekali dalam 24 pertandingan terakhir di tanah Jerman. Rekor mereka di Jerman adalah menang sekali, imbang tujuh kali dan kalah 17 kali.

3. Pemenang Barca vs Bayern Selalu Ke Final
Barca dan Bayern baru bertemu dua kali dalam pertandingan dua leg. Pemenang pertandingan antara dua tim ini selalu mencapai final, dan akan tetap terjadi musim ini.

Bayern mengalahkan Barca dua kali dalam fase grup Liga Champions musim 1998/99. Bayern mencapai final tetapi kalah secara menyakitkan dari Manchester United.

Barca berganti mengalahkan bayern pada perempat final musim 2008/09. Mereka mencapai final dan bahkan menjadi juara musim itu.

4. Head-to-Head Madrid-Dortmund
Madrid dan Dortmund sudah bertemu enam kali di Liga Champions. Dua pertemuan terakhir terjadi di Grup D musim ini yang merupakan grup paling berat.

Madrid masih unggul dengan dua kemenangan dan tiga hasil imbang melawan Dortmund, namun Los Blancos sudah tak bisa mengalahkan Dortmund dalam tiga pertandingan terakhir.

5. Invincible Dortmund
Borussia Dortmund adalah satu-satunya tim yang belum pernah kalah di Liga Champions musim ini. Tim terakhir yang bisa menjadi juara tanpa terkalahkan adalah Manchester United pada 2008.

Meski demikian, Dortmund pantas khawatir. Terakhir kali mereka mencapai semifinal adalah pada tahun 1998. Ketika itu mereka dikandaskan lawannya saat ini, Real Madrid.
6. Messi Tak Pernah Kalah Dari Tim Jerman
Dalam sembilan pertemuan dengan klub asal Jerman, Lionel Messibelum pernah kalah. Dia menang enam kali dan imbang tiga kali serta sudah mengemas 12 gol.

Satu-satunya pemain yang bisa melewati rekor gol Messi atas tim Jerman adalah pengambil undian semifinal tadi, Ruud van Nistelrooy.

7. Ronaldo Tengah Dahsyat
Saat ini Cristiano Ronaldo masih berstatus sebagai top skorer sementara Liga Champions. CR7 sudah mengemas 11 gol dari 10 pertandingan. Hebatnya, ia sudah membobol gawang semua lawan yang ditemuinya di Liga Champions musim ini.

Ronaldo sudah mengemas tiga gol atas tim Jerman. Satu lewat penalti dan dua lainnya merupakan hasil assist dari pemain Jerman Mesut Ozil.

8. Mourinho Sejajar Dengan Fergie
Musim ini Jose Mourinho mencatatkan rekor tujuh semifinal kompetisi Eropa. Pencapaian itu hanya disaingi oleh sahabat sekaligus rivalnya, SirAlex Ferguson.

Dari enam semifinal sebelumnya, Mou sudah menang dua kali. Mou punya catatan sial jika menghadapi tim senegara di semifinal kompetisi Eropa. Madrid kalah dari Barca pada 2011 dan Chelsea kalah dari Liverpool pada 2007.

9. Final Satu Negara?
Hasil drawing semifinal Liga Champions kali ini memungkinkan terjadinya 'derby' di final. Artinya ada kemungkinan dua finalis nantinya berasal dari satu negara.

Jika Barca dan Madrid yang lolos, maka akan terjadi El Clasico di Wembley. Jika Bayern dan Dortmund yang lolos, maka Der Klassiker yang akan digelar.

Andai memang skenario final senegara ini terjadi, maka ini akan menjadi final senegara keempat di Liga Champions.

10. Pembuktian Venue Leg Pertama Tak Penting
Banyak yang percaya bahwa menggelar leg pertama di kandang lawan akan menguntungkan. Pasalnya, pertandingan penentuan biasanya terjadi di leg kedua.

Namun statistik menunjukkan bahwa dalam empat musim terakhir, mayoritas tim yang menjadi tuan rumah di leg pertama justru lolos ke final. Musim lalu Chelsea dan bayern yang menjadi tuan rumah lebih dulu berhasil tampil di laga puncak.

Menariknya, dalam dalam enam musim terakhir, nasib tim-tim yang menjadi tuan rumah lebih dulu di semifinal selalu sama. Contohnya musim lalu ketika Chelsea dan Bayern sama-sama lolos.

kisah perjalanan barito putera


ERA GALATAMA
Liga Galatama sebagai wahana bagi klub (unit bisnis) diharapkan akan dapat menggantikan fungsi perserikatan. Klub-klub yang berada di bawah ‘label’ Liga Galatama diharapkan akan tumbuh dan berkembang tak terbatas karena pendirian dan pembentukan klub dapat direalisasikan oleh setiap individu maupun kelompok seperti unit-unit bisnis umumnya di berbagai lapangan industri.
Liga sepakbola Indonesia yang dalam hal ini Liga Galatama ini berlangsung secara kontinu hingga 13 musim (atau 15 tahun) yang berakhir pada tahun 1994. Namun dalam perjalanannya liga (semi)profesional ini tertatih-tatih. Alasannya, ketua komisi silih berganti (enam ketua), belum meresap sebagai profesi, jumlah penonton semakin menurun, publikasi kurang, sponsor minim dan keanggotaan sangat fluktuatif (Tempo, 1994). Juga karena pemain klub banyak yang masuk pelatnas jangka panjang (dan lama) yang berpotensi mengganggu jadwal pertandingan terkait dengan turnamen yang diikuti oleh PSSI. Alasan lainnya adanya isu suap yang terkait dengan pengaturan skor pertandingan yang menciderai fairplay.
PS. BARITO PUTERA GALATAMA berlaga di 5 Musim Liga Sepak Bola Utama yaitu sejak musim 88/89, 90, 90/92, 92/93, dan musim 93/94.
1988/1989
Barito Putera dibentuk dengan harapan memajukan sepakbola banua. Lahir dari inisiatif H. Sulaiman HB, yang saat itu sedang mempertaruhkan nyawa di RS Pondok Indah Jakarta karena dihadapkan pada operasi besar. Beberapa pemainnya berasal dari Persinus, beberapa diantaranya adalah :Fachri Amiruddin, Abdillah, Sir Yusuf Huawe. Awal berdirinya langsung mengikuti Galatama, dengan manajer M Hatta dan Arsitek Andi Lala asal Ujung Pandang.
1989/1990
Pemain Legendaris Barito, Frans Sinatra Huwae bergabung setelah dipanggil H. Leman, frans mundur dari Klub Pelita Jaya. Pelatih saat itu Sukma Sejati, dan Frans menjadi kapten Barito.
1990/1991
Pelatih Sukma Sejati digantikan Maryoto, dimana beliau adalah instruktur Diklat Ragunan yang membimbing Frans. Salahudin bergabung Barito dan kemudian dipanggil Timnas Sea Games Manila dan mendapat medali emas. Salahudin jadi satu-satunya pemain Barito yang digaji PSSI seumur hidup.
1991/1992
Barito Putera melesat dibawah arahan Maryoto menumbangkan tim-tim Galatama. Akhir 1992, maryoto dipanggil PSSI untuk melatih Timnas. Pelatih Barito kemudian dipegang (alm) Andi Teguh.
1992/1993
Andi Teguh membawa barito semakin solid dengan pemain lokal di kompetisi galatama seperti Frans, Salahudin, Zainuri, Yusuf Luluporo, Abdillah, Albert Korano, Fahmi Amiruddin, Samsul Bahri, Joko Hariyono, Heriansyah, Saiman dll.
1993/1994
Daniel Roekito menggantikan Andi Teguh pada 1993, memoles Barito menjadi salah satu Tim yang ditakuti di Liga Dunhill. Memunculkan striker yang sangat disegani saat itu, Buyung Ismu.
ERA LIGINA
Setelah melakukan evaluasi sepakbola Indonesia dan keinginan membangun Sepakbola yang lebih modern (internasional), maka melalui perencanaan dan pembahasan yang dilakukan berkali-kali oleh Pengurus PSSI termasuk mempersiapkan perangkat peraturan pendukungnya akhirnya diputuskan kompetisi Perserikatan yang sudah berusia 63 tahun dan kompetisi Liga Galatama yang telah bergulir selama 14 tahun (13 musim) disatukan menjadi kompetisi baru yang disebut Liga Indonesia (disingkat Ligina) dan dilaksanakan pada tahun 1994. Ligina ini merupakan terobosan strategis dalam pengorganisasian dan pembinaan sepakbola nasional melalui klub dan kompetisi yang berjalan secara reguler. Lauching kompetisi Ligina I (1994-1995) diadakan pada tanggal 27 November 1994 yang secara simbolik di Stadion Utama Senayan.
Dalam perjalanannya di LIGINA, PS Barito Putera sempat menggebrak pada Liga Indonesia I musim 1994. Saat itu Barito Putera berhasil menembus babak 8 Besar lalu masuk ke Semifinal. Sayangnya PS. Barito Putera kalah 0-1 dari Persib Bandung. Peristiwa ini memang sangat mengecewakan supporter dan pecinta Barito Putera, namum kebanggan terhadap tim tetap terjaga sampai sekarang. bahkan kepulangan mereka dari Jakarta pada waktu itu disambut dengan lautan manusia berbaju merah (sesuai warna kaos tim mereka saat itu) yang menyemut dari bandara Syamsuddin Noor, banjarbaru hingga ke kota Banjarmasin.
1994/1995
Tahun yang tak bisa dilupakan, Barito Putera yang saat itu dimanejeri H Rahmadi HAS sukses ke semifinal Ligina I. Sayang mereka tumbang di semifinal kala berhadapan dengan Persib Bandung 0-1 di Senayan. Kekalahan yang disebut oleh media-media nasional sebagai keberhasilan yang dirampok, karena kekalahan tersebut disinyalir sudah diskenariokan. Namun sepulangnya dari Senayan, Barito disambut bak Pahlawan, manusia menyemut dari Bandara Syamsuddin Noor Banjarbaru ke arah Banjarmasin sepanjang 30 km dengan kostum merah kebanggan Barito Putera pada waktu itu.
1995/1996
Tahun ini Barito hanya mampu masuk 8 Besar Liga Dunhill, Daniel Roekito digantikan oleh pelatih asal Bulgaria, A.Soso. Sejak berdiri hingga sekarang, A.Soso adalah pelatih asing satu-satunya yang pernah menukangi Barito.
1996/1997
Maryoto kembali hadir menggantikan A.Soso yang dianggap kurang maksimal. Barito mampu kembali ke 8 besar Liga Kansas.
1997/1998
Maryoto diduetkan dengan A.Soso, namun hasilnya Barito hanya bertengger di 12 besar liga Indonesia.
1998/1999
Masih dengan duet maryoto dan A.Soso, namun belum ada peningkatan, Barito tetap di 12 Besar Ligina.
1999/2002
Barito Bertahan di Divisi Utama, ada 2 pelatih yang sempat menangani Barito, yaitu Rudy William Keltjes dan Tumpak Sihite.
DEGRAGDASI KE DIVISI I
Sebenarnya, Barito Putera cukup eksis bertahan di papan atas (8 Besar) divisi Utama pada jaman Liga Bank Mandiri. Prestasi fenomenal lain saat itu adalah seorang penyerangnya, Bakko Sadisso berhasil meraih sepatu emas / top skor Liga Indonesia pada tahun 2002. Sayangnya, selepas itu prestasi Barito Putera tiba-tiba menurun bahkan jatuh ke jurang degragdasi. Menurut kabar burung yang beredar, hal ini akibat terjadinya kesulitan finansial pada tim barito Putera ini, bukan hanya tim nya, tapi juga melanda perusahaan Hasnur Grup yang dimiliki sang owner, H. Sulaiman HB. Sempat diberitakan bubar ditahun-tahun kelam itu, namun kemudian sang manager, Hasnuryadi Sulaiman mengirim press release kepada media-media di Banjarmasin dan mengabarkan kalau Barito Putera masih ada, dan tidak bubar serta akan membangun tim baru untuk kembali berlaga dipercaturan sepakbola Indonesia.
Liga Bank Mandiri edisi 2002/2003, Barito Putera ditangani oleh pelatih Rohanda. Pemain-pemainnya saat itu antara lain adalah Lourival Lima Filho atau yang akrap disapa Junior Lima, ditopang gelandang Novianto dan Bona Simanjuntak atau Nasrin Ambon serta kiper M. Anwar. di Akhir musim itu PS Barito Putera akhirnya harus meinggalkan kasta tertinggi Liga Indonesia dan terdegragdasi ke Divisi I
2002/2003
Kondisi Keuangan manajemen Barito Putera sedang mengalami kemunduran, Frans Sinarta Huwae dipercaya melatih Barito Putera. Sayang, setelah 9 Tahun berada di kasta tertinggi Liga Indonesia, Barito harus terpuruk ke Divisi I, sunggu kenangan pahit bagi Barito Putera.
DEGRAGDASI KE DIVISI II
Ketidakberuntungan masih melanda Barito Putera pada musim berikutnya, Divisi I Liga Indonesia musim 2003/2004 PS Barito Putera harus terusir ke Divisi II. 3 Tim terbawah diisi oleh sesama Borneo, Mitra Kukar Dengan nilai 25 yang dihasilkan dari 22 pertandingan selama satu musim kompetisi. Mitra Kukar berada di posisi 10 dari 12 tim yang berlaga dalam kompetisi Divisi I Liga Indonesia Wilayah Timur. Sesuai dengan ketentuan dari PSSI, tiga tim peringkat bawah dari masing-masing wilayah harus terdegradasi ke Divisi II Liga Indonesia pada musim kompetisi mendatang, tak terkecuali Mitra Kukar yang berada di posisi 10.
Selain Mitra Kukar, dua tim Wilayah Timur lainnya yang degradasi dari Divisi I Liga Indonesia adalah Barito Putra Banjarmasin yang menempati posisi 11 dan Perseman Manokwari yang menempati posisi juru kunci.
2003/2004
Barito kembali harus jatuh ke Divisi II, Frans digantikan (alm)Gusti Gazali. Sempat diisukan bubar, namun manajer Hasnuriyadi membantahnya dengan press release yang dikirim ke media cetak pada tahun itu.
2004-2007
Ditengah situasi Krisis, H Sulaiman HB menunjuk Putera Bungsunya Zainal hadi HAS untuk jadi manajer tim. Zainal kemudian memanggil Salahudin yang sukses menghantarkan Persepar Palangkaraya ke Divisi I Liga indonesia pada 2007.
JUARA DIVISI II
Pada musim 2008/2009, PS Barito Putera berhasil keluar sebagai Juara Divisi II. (walaupun Kompetisi Divisi II musim 2008/2009 itu berkahir di 31 oktober 2008). Pada laga di Stadion 17 Mei Banjarmasin, Jumat (31/10), Barito menang 1-0 atas PSCS Cilacap. Alhasil, “Laskar Antasari” itu menjadi juara dan PSCS harus puas sebagai runner-up. Kedua tim memerakan permainan menyerang sejak peluit kick-off berbunyi. Tetapi petaka bagi tim tamu datang pada menit ke-16, ketika terjadi pelanggaran di dalam kotak penalti sehingga wasit memberikan hukuman tendangan penalti bagi tuan rumah.
Andri Joko yang diberi kepercayaan sebagai eksekutor dengan sempurna menjalankan tugasnya. Pemain dengan nomor punggung 22 itu mampu memperdaya penjaga gawang PSCS, Samsul Arifin, dan skor menjadi 1-0 yang bertahan sampai pertandingan usai. Dengan hasil ini maka PS. Barito Putera berhak promosi dan berlaga di Divisi I Liga Indonesia musim 2009/2010.
2008-2009
Dalam keadaan yang terpuruk, Salahudin memikul tanggung jawab mengembalikan Barito seperti jaman 1994/1995. Akhirnya Salahudin berhasil mengumpulkan materi pemain yang punya semangat juang tinggi dan meraih Juara Divisi II pada 2008 dan mendapat promosi ke Divisi I pada 2009/2010.
ERA DIVISI I BLAI
Pada musim 2009/2010 PS Barito Putera berlaga di Divisi I. Saat itu Barito Putera bersama 58 klub lain berlaga untuk memperebutkan tiket Promosi ke Divisi Utama. Di babak pertama Barito Putera lolos sebagai juara grup VII yang bertanding dengan sistem Home Tournamen di Stadion 17 Mei Banjarmasin, yaitu :
Barito Putra (Banjarmasin) Persepam (Pamekasan) Persebi (Bima) Perst (Tabanan)
Setelah itu Barito Putera lolos ke babak ke II yang kembali berlaga di Stadion 17 Mei Banjarmasin, saat itu terjadi Derby kalsel antara PS Barito Putera dan Persiko Kotabaru. Adapun tim yang bertanding di babak kedua Grup K adalah :
Barito Putra (Banjarmasin) Persiko (Kotabaru) Persepar (Palangkaraya) Persikubar (Kutai Barat)
Barito Putera pun lolos ke Babak 8 Besar yang bertanding di Stadion Mandala Krida Jogjakarta & Stadion Sultan Agung Bantul. Sayang Barito Putera kalah bersaing dan hanya menempati peringkat ke 3 di Grup N sehingga gagal masuk semifinal. Tim yang berlaga di Grup N saat itu adalah :
Perseru (Serui) Persemalra (Tual) Barito Putra (Banjarmasin) Persikubar (Kutai Barat)
Syukurnya, sukses menapaki 8 Besar Divisi I itu membawa Barito Putera lolos ke Divisi Utama pada musim berikutnya, Liga Ti-Phone 2010/2011
2009/2010
Akhirnya Salahudin sukses membawa Barito Putera naik tahta ke Divisi Utama Liga Indonesia setelah menembus 8 besar Divisi I pada musim itu. Gairah tim kebali digalakkan, semangat masuk Divisi Utama jadi bidikan. Hadirlah pilar-pilar terbaik Salahudin seperti Sugeng Wahyudi, Husin Mugni, Dwi Permana, Zulkan Arief, Adre Djoko, Sartibi Darwis, dll.

DIVISI UTAMA PT. LI
Tiket Promosi ke Divisi Utama 2010/2011 adalah saat yang sangat prestisius bagi klub kebanggaan urang banua. Salahuddin, mantan pemain Barito Putera berhasil membawa Barito Putera dari keterpurukan di Divisi II hingga kembali ke Divisi Utama. Namun hal yang berbeda adalah, Divisi Utama semenjak musim 2008/2009 adalah kasta kedua dibawah Indonesia Super League. Sehingga walau Barito kembali ke kasta Divisi Utama, masih ada 1 tangga lagi sebelum tim ini kembali ke kasta tertinggi seperti tahun 90an sampai 2000an.
Musim pertama di Divisi Utama 2010/2011, saat itu Perusahaan ponsel, Ti-Phone yang jadi sponsor utama sehingga namanya menjadi Liga Ti-Phone. Barito Putera belum menggebrak dilaga kandang awal, Persiba Bantul berhasil menahan imbang PS. Barito Putera di stadion 17 Mei Banjarmasin 0-0. Saat itu barito belum diperkuat pemain asing. Selepas itu, seluruh laga kandang di Stadion 17 Mei Banjarmasin berhasil diamankan oleh anak asuh Salahuddin. Sayangnya, kondisi terbalik dilaga tandang, Barito tak pernah meraih poin penuh di kandang lawan. Hanya ada 1 poin yang bisa dicuri dari PSMP Mojokerto (walaupun hal itu harus dibayar mahal dengan kerusuhan yang terjadi), selebihnya harus pulang dengan tertunduk lesu tanpa poin.
Barito Putera masih tertahan di Divisi Utama pada musim 2010/2011.
Musim 2011/2012, kekacauan terjadi di tubuh PSSI. Ceritanya memang panjang, tapi pada intinya Barito Putera pun sempat mengalami kebingungan. PSSI menyatakan bahwa kompetisi akan direset dan klub akan di verifikasi ulang. Barito Putera sempat berada dijajaran nominasi Pro 1. Akhirnya PSSI menyatakan kasta tertinggi adalah Indonesian Premier League (IPL) dengan campuran klub ISL musim sebelumnya + promosi Divisi Utama + Degragdasi terbaik + Ex LPI + Titipan sponsor + tim bersejarah. Perseteruan dengan PT. Liga Indonesia pun akhirnya pecah dan akhirnya ada kompetisi kembar di Indonesia. Di kasta tertinggi ada IPL (dibawah PSSI & PT. LPIS) dan ISL (dibawah PT. LI).
Perjalanan di Divisi Utama PT.LI Musim 2011/2012 bermula dibulan Januari 2012. Barito Putera harus menjalani di Tour Papua menghadapi tim-tim dari timur jauh Indonesia. Dan sangat mengejutkan sekali, 6 poin penuh diraih di awal laga. Hingga akhirnya barito putera lolos ke 8 besar sebagai juara Grup, walau grafik nya menurun di 8 besar namun akhirnya lolos ke semifinal dan bahkan akhirnya jadi juara.
2010/2011
Ditangan salahudin Barito Putera mampu bertahan di papan tengah Grup 3 Kompetisi Divisi Utama Liga Ti-Phone. Jika tahun ini bisa jadi tim kuat di Liga Ti-Phone, setidaknya tahun depan bisa jadi pelecut untuk menembus Liga Super Indonesia atau ISL. Pada laga terakhir melawan PSS Sleman, Barito takluk 0-1 sehingga finish di urutan ke 6 Divisi Utama Liga indonesia dan gagal lolos ke Piala Indonesia. Namun kemungkinan harapan besar Barito berlaga di Piala Indonesia sangat terbuka. Barito naik peringkat ke 5 setelah PSSI menghukum Persebaya Divisi Utama karena ketahuan memakai pemain yang tidak sah
2011/2012
Masih ditangan pelatih Salahuddin, Barito Putera sempat gamang memilih antara PT LI dan PT.LPIS. Nama PS. Barito Putera sempat terdaftar di 2 kompetisi kasta kedua itu. Akhirnya Barito Putera memilih berlaga di Divisi Utama PT. Liga Indonesia. Perjalanan diawali dengan hasil manis poin penuh di tour papua Januari 2012. Barito Putera pun tak terkalahkan diseluruh laga Kandang selama 2 musim kompetisi Divisi Utama (sejak 2010-2012). Hasil manis diraih dengan menghempaskan PSBS Biak diakhir penyisihan Grup 2 DU LI, barito lolos 8 besar, supporter pawai. 8 besar Barito sempat terseok setelah meraih kemenangan besar 5-1 atas Persebaya DU, Barito justru ditahan imbang PSSB 1-1 dan dikalahkan PSIM 0-1. Untung saat itu Persebaya justru mengalahkan PSSB dan Barito Lolos semifinal sebagai runner up. Semifinal sekaligus penentuan jatah otomatis lolos ISL Barito berhasil mengalahkan Persepam MU 2-0. Selangkah lagi barito, dan ternyata benar. Malam senin 8/7/2012 seluruh pecinta Barito Putera menyaksikan tim seribu sungai ini mengangkat Piala Divisi Utama yang diburu sejak liga Dunhill (LIGINA I 1994). 18 tahun perjalanan panjang, 10 tahun terjerembab ke divisi II & I, kini Barito Putera kembali ke kasta tertinggi sepakbola Indonesia dengan status JUARA DIVISI UTAMA setelah menghempaskan Persita Tangerang 2-1. Sackie Teah Doe juga berhasil jadi top skor dengan raihan 18 gol.


Review: Wasit Adung Rampas Point Barito di Derby Borneo

Barito Putera melakoni laga ke-14 Indonesia Super League musim ini di Kota Raja, Tenggarong. Dijamu Mitra Kukar di Stadion Aji Imbut, skuad Laskar Antasari tampil tanpa bomber andalan, Coulibaly Djibril. Pertandingan yang dirasa akan berakhir imbang 0-0, justru berubah di menit akhir masa injury time.

Barito Putera berupaya mencuri point dalam Derby Borneo kali ini. Pertandingan yang dipimpin oleh Moch. Adung ini berjalan menarik. Kepemimpinan wasit Adung pun dirasa cukup baik selama 90 menit jalannya pertandingan. Tapi, di masa injury time yang diberikan selama 3 menit, wasit Adung berulah.
Menganggap Supriyadi melakukan pelanggaran terhadap Esteban Herrera, ia langung menunjuk titik putih. Padahal sangatlah jelas Herrera melakukan diving. Dalam tayangan ulang tampak jelas tidak ada kontak antara Supriyadi dengan Herrera.
Babak Pertama
Seperti biasa, Coach Salahudin menurunkan formasi 4-4-2 diamond. Di bawah mistar gawang, absennya Dian Agus digantikan posisinya oleh Aditya Harlan. Di lini depan, Yongki dan Sugeng diandalkan untuk mampu meneror lini belakang Mitra Kukar.
Tuan rumah tampil menggebrak di babak pertama. Esteban Herrera dan Jajang Mulyana beberapa kali mengancam gawang Barito. Kembalinya Henry Njobi di lini belakang Barito memberikan angin segar. Duetnya dengan Daewon Ha selalu berhasil mementahkan serangan-serangan Naga Mekes.
Skor kacamata mengakhiri babak pertama.
Babak Kedua
Di babak kedua, Mitra Kukar memasukkan Zulham Zamrun untuk menambah daya gedor. Peluang datang melalui tendangan bebas Paolo Frangipane, namun mistar gawang masih menyelamatkan gawang Barito. Begitu pula peluang yang didapat Jajang Mulyana melalui heading juga masih membentur mistar gawang.
Barito Putera praktis bermain bertahan di babak kedua ini. Sesekali melakukan serangan balik melalui kecepatan kedua pemain sayapnya, Dedy Hartono dan Ana Supriatna. Sama halnya dengan Mitra Kukar, serangan-serangan Barito juga selalu kandas di kaki pemain-pemain bertahan tim tuan rumah.
Tepat di menit akhir masa injury time, penalti kontroversial itu datang. Protes keras yang dilakukan pemain Barito tidak dihiraukan oleh wasit. Esteban Herrera yang maju menjadi eksekutor sukses menjalankan tugasnya.
Skor 1-0 untuk kemenangan Mitra Kukar. Pemain-pemain Barito sangat kecewa terhadap hasil ini. Seperti yang diutarakan oleh Supriyadi. "Nyesak, kepikiran, karena kejadian tepat di hadapan saya," ucapnya menanggapi penalti kontroversial tersebut.
Kekecawaan terhadap kepemimpinan wasit juga diutarakan sang kapten, Mekan Nasyrov mengatakan bahwa protes-protes yang ia lakukan selalu diacuhkan oleh sang wasit.
Ana Supriatna juga angkat bicara. Ia mengaku merasa sedih Barito gagal mencuri point. "Kalau tadi seri, tentu kado terindah untuk ultah saya," ungkapnya.
Dengan kekalahan ini, Barito Putera bertengger di peringkat 9 klasemen sementara dengan point 18.

Masa Kejayaan Sepak Bola Indonesia



Dulu, tim nasional PSSI sering kebanjiran tamu hebat. Mulai dari Dinamo Moskow dengan Vladimir Bubukin-nya, Santos dengan Pele-nya, tim nasional Uruguay, sampai yang pernah saya saksikan langsung, PSV Eindhoven atau Feyenoord. Dua klub Inggris Stoke City dan Queen’s Park Rangers, Brno (Ceko), Kristiansand (Norwegia), Ebsbjerg (Denmark) juga pernah datang.

Saya akhirnya ingat ketika di bulan Juni 1983, Arsenal melawat ke Indonesia. Reputasi klub elite London kala itu belum senyaring sekarang. Di Inggris saat itu adalah eranya Liverpool, Nottingham Forest atau Aston Villa, yang salah satu bintangnya kini menjadi pelatih nasional Indonesia.

Siapa lagi kalau bukan Peter Withe. Saya sendiri masih ingat gol tunggalnya ke gawang Bayern Muenchen mengantarkan klub asal Birmingham meraih trofi Piala Champion 1981/82.

The Gunners, datang dengan diperkuat kiper legendaris Pat Jennings, dua pemain nasional Inggris Kenny Sansom, dan Graham Rix serta si legenda hidup David O’Leary, datang ke negeri khatulistiwa dengan tujuan utama berlibur ke Bali.

Mereka menang 3-0 atas PSMS Plus di Medan, 5-0 atas PSSI Selection di Senayan, namun yang terjadi kemudian, tepatnya pada 17 Juni 1983 saat lawan juara Galatama, Niac Mitra di Surabaya, sungguh membelalakkan mata. Arsenal kalah 0-2! Ini jauh lebih hebat dari Marzuki Nyak Mad cs. saat menahan PSV dengan Eric Gerets dan Ruud Gullit-nya 3-3 di Senayan.

Menurut Kompas waktu itu, banyak yang mencibir kekalahan Arsenal sengaja dibuat. Salah satunya lantaran mainnya jam 2 siang! Atau diusirnya Alan Sunderland oleh wasit Ruslan Hatta. Publik Stadion 10 Nopember menyebut dua pemain Singapura, kiper David Lee dan Fandi Ahmad, sebagai pahlawan kota pahlawan.

Fandi, yang usai membela Niac Mitra ditransfer ke Groningen, membuat gol di menit 37, sebelum ditutup Joko Malis di menit 85. Jangan kan Persija yang kalah dari Persebaya di partai pamungkas Liga Indonesia belum lama ini, Inggris saja selalu menderita di Surabaya. November 1945, komandan perang Brigjen Mallaby tewas terbunuh oleh para pejuang dalam “Battle of Soerabaia”. Lalu Juni 1983 giliran Arsenal yang dibekap Niac Mitra.

Kalau begitu ada baiknya, PSSI menetapkan saja Stadion 10 Nopember sebagai “Wembley-nya” tim nasional untuk partai internasional. [danish56.blogspot.com]

Data dan fakta :
Niac Mitra VS Arsenal (2:0)
tanggal : 16 Juni 1983
Stadion 10 November, Surabaya
pencetak gol: Fandi Ahmad 37, Joko Malis 85

Susunan Pemain:
  • Niac Mitra : David Lee, Budi Aswin, Wayan Diana, Tommy Latuperissa, Yudi Suryata, Rudy Kelces, Rae Bawa/Yusul Male, Joko Malis, Hamid Asnan/Syamsul Arifin, Fandi Ahmad, Dullah Rahim/Yance Lilipaly
  • Arsenal : Pat Jennings, Colin Hill/Stewart Robson, David O’Leary, Chris Whyte/Lee Chapman, Kenny Samson, Brian Talbot, Alan Sunderland, Paul Davis, Brian McDermott, Raphael Meade/Terry Lee, Graham Rix.

Berikut foto-fotonya :



Read more: http://bodrexcaem.blogspot.com/2011/08/sejarah-sepakbola-indonesia-klub-lokal.html#ixzz1nIwdvyIH